Belajar Membangun Support System
“Kemarin aku menjadi pintar Aku ingin merubah dunia, Hari ini aku
menjadi bijak aku ingin merubah diriku sendiri” Rumi
Hai, assalamu’alaykum warahmatullohi wabarakatuh.
Picture: From Google
#SelasaSharing adalah program baru dari rahma’s blog. Berbagi pandangan tentang kehidupan, ambil
yang baiknya dan buang yang buruknya.
Semakin kita besar, kita akan menyadari ada pandangan yang berbeda dalam
melihat kehidupan. Tugas kita sebagai manusia menurutku bukan menghakimi tapi
memaklumi hal tersebut dan menerimanya sebagai cara pandang kita dalam melihat kehidupan.
Btw, tentang support system. I
believed we had it. Secara umum kita
belajar tentang support system when we were a student. Beberapa hari yang lalu aku ngeliat insta story
seseorang yang aku folow dari beberapa tahun yang lalu. Meskipun dia gak follow
back. Its oke never mind because of him. I got many inspirations.
Support system menurut versiku
adalah orang tua, sahabat, teman-teman dan orang-orang yang kita temui. Tapi the
number one adalah orang tua dan keluarga. Bagaimanapun kehidupan ini tempat terbaik untuk pulang adalah rumah
tempat terbaik untuk mengadu adalah orang tua.
Semakin kita besar kita memiliki
pandangan yang berbeda tentang kehidupan, tak jarang banyak yang antar saudara
jadi ribut, orang tua dan anak tidak memiliki hubungan yang baik. Atau yang
dulunya sobab karib menjadi biasa saja. Hmmmmmmmm,
Jujur, beberapa tahun belakangan
aku merasa seperti menarik diri dari lingkunganku sendiri, kecuali orang tua
dan orang-orang terdekat. Alasannya sederhana karena ada beberapa orang yang kukenal dan mereka bukanlah my support system. Mereka
lebih sibuk menanyakan aku lagi dimana sekarang? kesibukannya apa? ngapain aja?
kapan nikah?. Lalu membandingkan dengan apa yang telah mereka capai. Bukannya
aku tidak menerima kritik dan saran. But we have a different way to see world
and to see life. I think everybody in this wordl just need a support to be successful.
Tapi untuk mendapatkan semua itu gak ngampang. Lagi-lagi karena kita memiliki
perbedaan dalam melihat dunia ini.
Karena aku merasakan gak enaknya
ditanyain seperti itu, aku jadi jarang upload di medsos mulai dari status dan
menulis caption. Padahal sebelumnya, aku adalah makhluk yang lumayan sering
berbagi kegiatan di media soasial dan kalau ada apa-apa biasanya sering curhat
juga. Nah, berdasarkan instastory beliau dan pengalamanku aku ingin berbagi cara
membangun support system versiku. What is it ? Let see:
1. Menanamkan
pengertian kepada orang tua dan keluarga tentang apa tujuan hidup kita.
Kebayang gak sih ?
beliau baru nikah langsung ninggalin
istrinya lagi hamil untuk melanjutkan study keluar negeri. Mungkin kalau bukan karena bisa menanamkan pengertian yang baik tentu beliau tidak akan bisa menjalankan
kehidupannya. Dewi Nur Aisyah seorang perempuan yang sangat menginspirasi.
Melalui media sosialnya ia pernah berbagi bahwa orang tuanya tidak mengerti
tentang ielts atau apapun yang ia jalani sekarang tetapi ia berhasil
mendapatkan beasiswa dan sekolah diluar negeri. Tentunya jika bukan pemahaman
yang baik ditanamkan semuanya tidak akan bisa dicapai dengan baik.
2. Membangun
hubungan yang baik dengan teman
Aku percaya membangun hubungan yang baik dengan teman harus
menjadi tujuan utama dalam kehidupan. Dan aku percaya bahwa pada dasarnya
seseorang itu baik. Dan aku tidak membenarkan kita memilih teman-teman karena
dia cantik, kaya dan pintar. Dengan menghormati opini teman-teman dalam melihat
kehidupan adalah cara terbaik menurutku. Kita tidak bisa memaksakan orang
lain untuk memiliki cara yang sama dalam
melihat kehidupan. Karena dalam memiliki hobby saja
kita bisa berbeda. Lantas karena berbeda kita gak jadi berteman? wah ini
sesuatu yang tidak dapat dibenarkan.
3. Berhenti
banyak bertanya, mulai saling menyemangati.
Sekarang aku lagi
diposisi mulai berhenti bertanya dan membanding-bandingkan kehidupan. Dibilang
masa bodoh juga sepertinya aku tidak jago dalam hal ini. Hal yang paling aku
benci adalah ketika aku menanyakan kapan menikah kepada teman-temanku yang
memiliki relations ship. Sepertinya aku hanya ingin mengatakan semoga segera ya
lancar rezekynya. Atau kepada teman-teman yang baru nikah. Udah isiya ??? rasanya dosa
besar.
4. Menghormati
siapapun
Respect itu sangat
sulit. Menghormati orang-orang, tapi mulai sekarang sepertinya aku harus terus
belajar dan belajar untuk menghormati seseorang. Kalau suka disenyumin kalau
tidak suka tetap senyum.
Akhir kata semoga tulisan ini
bermanfaat.
Wassalamu’alaykumwarahmatullohi wabarakatuh.
See you on the next post.
Wassalamu’alaykumwarahmatullohi wabarakatuh.
See you on the next post.
Tanya mengenai "kapan" memang budaya yang keliru yang sudah mengakar di negara kita, Mbak. Semenjak aku pernah ngerjain skripsi, seseknya ditanya kapan lulus, aku jadi nggak pernah lagi bertanya "kapan" ke orang2 hanya untuk memuaskan penasaranku.
ReplyDeleteAssalamualaikum, perkenalkan nama saya Zahrah, sesama anggota WAG IHB :)
ReplyDeleteSemoga kedepannya bisa berteman baik ya kak hehe.
Sudah saya follow blognya ^_^
Btw, saya jadi teringat sebuah percakapan dengan teman dekat di dunia maya. Dia bilang, unfollow semua akun yang tidak membaw akebermanfaatan untuk dirinya. Meski itu keluarga, atau teman dekat. Katanya, kehidupan sosial media nya jadi lebih tenang hehe.
Wah keren bgt nih membangun support system nya, memang kadang orang tuh ga sadar kalo yg ditanyakan itu justru bikin kita down, jd sedih:(
ReplyDeleteMba Dewi Nur Aisyah juga salah satu perempuan inspiratif di mataku.... Meski rezeki kami berbeda, tapi banyakkkk pelajaran yang beliau bagi, dan itu bikin bersyukur juga, bukan bikin iri tak jelas.
ReplyDeleteMasya Allah.. benar bgt ya zaman now itu netizen seolah maha benar jadi seenaknya aja nanya atau judge seseorang itu buruk kalau gak sesuai sama standar mereka huft.. semangat terus ya mba 😊
ReplyDeleteSetuju kak support yang paling dekat sama kita memang keluarga, karena merekalah yang menerima kita dan tahu luar dalem nya kita. Hanya saran kak untuk tulisannya, mungkin ada beberapa bagian yang harusnya di spasi dan ditandai misalnya sebagai sub heading biar lebih enak dibacanya, soalnya isi kontennya udah asik.
ReplyDeleteSupport system itu adalah keluarga dan memang sebaiknya dibangun sejak usia dini. Agar suatu saat nanti kita tidak merasa sendiri. Apakah terlambat kalau di usia dewasa? Tidak ada kata terlambat kalau kita mau memperbaiki hubungan dan memperkokohnya. Semangaattttt
ReplyDeleteTernyata bukan cuma aku yg menarik diri dari lingkungan karena ada rasa 'gak nyaman' pas ditanyain pertanyaan aneh-aneh. Aku jadi malas bersosialisasi
ReplyDeleteSetuju Kak. Berhenti bertanya dan mulai saling menyemangati ☺️. Salung menghormati dengan pilihan hidup seseorang bener banget hehe. Saya harus instrospeksi diri juga wkwk
ReplyDeleteJadi peka itu emang susah, tapi leboh baik bertanya dari pada diam saja. Dan aku setuju tentang bagaimana kita harus menanamkan pengertian terhadap orangtua dan keluarga. Itu penting banget buat bangun system support dalam keluarga
ReplyDeleteYup menghormati siapa pun tanpa pandang bulu. Tidak terlalu memikirkan apa yg orang nilai terhadap diri Kita.
ReplyDeleteKalau zaman dulu sering banget diminta buat nggak pilih-pilih dalam berteman. Tapi makin dewasa jadi paham sendiri kalau berteman itu memang harus memilih. Hempaskan yang memberikan kontribusi negatif. They'll get you nowhere 😀
ReplyDeleteTerimakasih Selasa Sharing nya. Semoga konsisten ya biar saya bisa terus mendapat bacaan bergizi hehehe...
ReplyDeleteTerkait Selasa Sharing jadi ingat program yang sama si komunitas blogger ISB
emang paling ga enak ditanya dengan semua pertanyaan itu mba �� dan aku juga paling benci lagi kalau udah body shaming juga bahkan pernah ada yg bilang aku ga bahagia nikah duh cotoy banget
ReplyDeleteDitanyai kapan nikah? Haduh pasti bikin bete banget. Iya mbak aku juga sering banget dapat pertanyaan2 yang menyudutkan, menghakimi, dan mematahkan semangat. Bahkan sampai sekarang aq juga masih menarik diri dari pergaulan yang menyuport. Sebagai gantinya aku cari lingkungan baru yang bisa mendukungku... Semoga apapun itu, Allah mudahkan segala urusannya ya mbak, jazakillah...
ReplyDeleteaku pernah di posisi selalu menangis saat ditanya orang setiap ketemu, kapan mau punya anak? Padahal ya sedang berjuang. Sekarang makanya ga berani tanya juga ke orang lain. Kalaupun mereka punya anak juga nanti akan liat sendiri kan anaknya hehehhe
ReplyDeletesupport system ini yang paling utama menurutku, karena bagaimana kita itu adalah andil dari para support system juga. Terutama kalau yang sudah menikah, support systemnya ya suami atau istri. Lalu anak, orang tua, keluarga, dan teman-teman.
ReplyDeleteSetuju, apalagi yang poin paling akhir. Aku percaya banget sama kata kata "Treat others the way you want to be treated". Jadi kalau kita ingin orang menghormati dan menyupport kita, kita juga yang harus insiatif memulai langkah dengan menghormati dan support orang lain :)
ReplyDeleteSalah fokus sama pertanyaan kapan nikah. Hahha. Aku sendiri pernah ada dalam fase menghindari orang-orang karena merasa seperti malas aja, sih, menanggapi banyak pertanyaan serupa yang kadang juga cuma sekadar basa-basi. Tapi, akhirnya ya ditanggapi saja dan kadang, meski bukan support system, aku selalu menganggap mereka sedang mendukung aku dengan cara mereka, sih. Be positive gitu hahha.
ReplyDeleteSupport system itu penting banget ya mbak. Aku juga pernah ngerasa waktu ada di masa masa sulit. Rasanya down dan hilang arah banget. Tapi ada support system bikin kita tetep rasional dan bisa berpikir jernih.
ReplyDeleteTugas manusia adalah belajar dan mau menerapka hal hal baik dari pelajaran hidup yang didapatinya.. Allah SWT itu melihat proses hambanya juga.. mau jadi baik atau tidak.. manusia sendiri yang memilihkan.. semangat terus belajar ya mbak
ReplyDeleteYang penting memang kita hidup harus punya visi dan misi. jadi ketika ada omongan orang lain yang gak enak, kita akan kokoh kedepan berjalan di our own path
ReplyDeleteSemangat terus ya mbaaa, memang kita tidak bisa membandingkan diri dg org lain apalagi pencapaian karena kita berada d jalur yg beda-beda.
ReplyDeleteSenyum dan selalu menghormati orang lain itu kunci ya kak dimanapun dan kapanpun.
ReplyDelete