Diam dan Hening
Aku keliru opini seperti itu tidak seharusnya aku jadikan
sebagai prinsip hidup. Semakin kesini aku semakin sadar.Bahwa setiap kali aku memikirkan
hal itu dadaku menjadi sesak ,aku juga akan merasakan kesedihan yang berujung
kekecewaan.
Namun dari hal ini lah kemudian aku belajar bahwa pada
saat kita memberi kita hanya boleh berharap kepada Allah.Betullah perkataan
bahwa yang maha memiliki bumi dan kerajaannya hanya Allah SWT.Betullah bahwa
yang maha kaya hanya Allah SWT.
Aku tiba-tiba
teringat syair lagu kasih ibu .”Kasih
ibu,kepada beta tak terhingga sepanjang masa,hanya memberi,tak harap
kembali,Bagai sang surya, menyinari dunia”.
Aku pun menyadari bahwa dalam hal memberi
lebih baik dalam diam.Dan berbagi tanpa mengharapkan imbalan jauh lebih indah
di bandingkan segalanya.Seperti kasih ibu yang memberi tanpa pamrih.Karena pembalas
terbaik dalam kehidupan ini hanya Allah SWT.
Begitupun dengan cinta aku jauh lebih merasa tenang
mencintai dalam diam.Dan berdoa yang terbaik untuk dirinya dalam keheningan.Dari pada bermimpi memiliki lalu
mengkhayal kosong.
Karena aku sadar dan yakin bahwa setiap kita telah diberi
jalan hidup masing-masing, aku jadi teringat kalimat populer di media sosial.” Jika akhirnya kamu tidak bersama orang yang sering kau sebut
dalam doamu, mungkin kamu akan di bersamakan dengan orang yang diam-diam sering
menyebut namamu dalam doanya”.
Pekan Baru,7 Maret 2016 00:26 PM
Comments
Post a Comment